Alasan Brio Satya Tidak Punya Matik
Bandung, - Saat ini mobil murah Honda, Brio Satya sudah bermain di pasar. Mobil yang ikut dalam program Low Cost and Green Car (LCGC) itu dalam sebulan bisa laku sekitar 2.000 unit. Tapi uniknya, sampai saat ini Honda masih menyediakan Brio Satya dengan transmisi manual. Lalu kapan versi bertransmisi otomatis lahir?
Absennya transmisi matik di Brio Satya itu menurut Marketing and After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy adalah imbas dari upaya Honda untuk mencapai tujuan LCGC yang digagas pemerintah.
"Pemerintah kan ingin LCGC ini untuk mereka yang baru pertama punya mobil. Karena itu kita konsen dengan tujual LCGC yang ingin menjadi mobil pertama," ujarnya di Bandung.
Kalau ada transmisi matik di tahap pertama, lanjut Jonfis, ditakutkan tujuan itu jadi sulit tercapai karena pembelinya malah orang-orang yang sebelumnya telah memiliki mobil terlebih dahulu. "Padahal ini untuk mereka yang ingin beralih dari motor ke mobil," cetusnya.
Meski begitu dia tidak mau berkomentar terkait kenyataan bahwa banyak mobil LCGC dari merek lain yang pembelinya adalah para orang kaya. Dia menegaskan kalau tujuan Honda adalah ikut mencapai tujuan dari aturan yang dibuat pemerintah. Dan kalau ada yang ingin transmisi matik, maka Honda juga menjual Brio 'standar' yang tidak ikut program LCGC.
"Karena itu, kita belum akan ekspor Satya ke luar. Kita fokus untuk memenuhi permintaan di dalam negeri dulu," lugasnya.
Dari sisi teknis, mobil murah Honda ini dibekali dengan mesin i-VTEC SOHC 1.2 liter 4 silinder yang mampu menghasilkan tenaga 88 PS dan torsi 11.1 Kg.m pada putaran mesin 4.500 yang merupakan terbesar di kelasnya.
Honda Brio satya tersedia dalam 6 pilihan warna yakni Taffeta White, Alabaster Silver Metallic, Crystal Black Pearl, Rallye Red, Sunset Orange II dan Polished Metal Metallic yang dijual dengan harga mulai dari Rp 106 juta hingga Rp 117 juta.
Absennya transmisi matik di Brio Satya itu menurut Marketing and After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy adalah imbas dari upaya Honda untuk mencapai tujuan LCGC yang digagas pemerintah.
"Pemerintah kan ingin LCGC ini untuk mereka yang baru pertama punya mobil. Karena itu kita konsen dengan tujual LCGC yang ingin menjadi mobil pertama," ujarnya di Bandung.
Kalau ada transmisi matik di tahap pertama, lanjut Jonfis, ditakutkan tujuan itu jadi sulit tercapai karena pembelinya malah orang-orang yang sebelumnya telah memiliki mobil terlebih dahulu. "Padahal ini untuk mereka yang ingin beralih dari motor ke mobil," cetusnya.
Meski begitu dia tidak mau berkomentar terkait kenyataan bahwa banyak mobil LCGC dari merek lain yang pembelinya adalah para orang kaya. Dia menegaskan kalau tujuan Honda adalah ikut mencapai tujuan dari aturan yang dibuat pemerintah. Dan kalau ada yang ingin transmisi matik, maka Honda juga menjual Brio 'standar' yang tidak ikut program LCGC.
"Karena itu, kita belum akan ekspor Satya ke luar. Kita fokus untuk memenuhi permintaan di dalam negeri dulu," lugasnya.
Dari sisi teknis, mobil murah Honda ini dibekali dengan mesin i-VTEC SOHC 1.2 liter 4 silinder yang mampu menghasilkan tenaga 88 PS dan torsi 11.1 Kg.m pada putaran mesin 4.500 yang merupakan terbesar di kelasnya.
Honda Brio satya tersedia dalam 6 pilihan warna yakni Taffeta White, Alabaster Silver Metallic, Crystal Black Pearl, Rallye Red, Sunset Orange II dan Polished Metal Metallic yang dijual dengan harga mulai dari Rp 106 juta hingga Rp 117 juta.